Ini adalah penjelasan singkat tentang Fungsi Aperture dan ISO Pada Kamera, Beserta Efeknya Dunia fotografi sudah semakin akrab dengan masyarakat seiring dengan berkembang pesatnya pemasaran smartphone di seluruh dunia.
Apa Itu Aperture?
Aperture adalah bukaan lubang diafragma pada lensa kamera. Seperti yang kita tau, untuk bisa menghasilkan sebuah foto, kamera akan bekerja dengan menangkap cahaya. Ketika kita membidik dan mengambil sebuah foto menggunakan kamera, cahaya akan masuk melalui lensa kamera. Kemudian, cahaya tersebut akan diteruskan menuju sensor kamera. Dan sensor inilah yang kemudian bertugas menangkap cahaya, dan diterjemahkan menjadi sinyal tegangan, untuk kemudian diolah agar bisa menjadi sebuah gambar digital berupa foto.
Biasanya, nilai aperture akan ditandai dengan huruf “f/angka”. Misalnya, f/22, f/11, hingga f/1.8 dan seterusnya. Jadi, huruf f pada kamera yang kemudian diikuti dengan angka di belakangnya, adalah untuk menunjukkan nilai aperture pada lensa kamera. Nah sekarang yang jadi pertanyaan lanjutan adalah, apa arti huruf f/ beserta angka dibelakangnya itu?
Arti Huruf f Pada Kamera
Angka dibelakang huruf f/ tersebut adalah nilai dari bukaan diafragma pada lensa. Yang mana semakin besar angka dibelakang f/ maka bukaan diafragma lensa akan semakin kecil. Dan begitupula sebaliknya. Masih bingung? Oke, mari kita bahas lebih lanjut.
Menurut Wikipedia, besaran bukaan diafragma atau aperture merupakan hasil pembagian dari panjang fokus lensa atau disebut juga sebagai focal length dengan nilai aperture itu sendiri. Misalnya jika focal length pada lensa adalah 100mm dan nilai aperture adalah f/4, maka itu artinya aperture akan terbuka dengan diameter 25mm. Angka 25mm itu didapat dari angka 100mm dibagi 4 (100 : 4 = 25).
Maka semakin kecil angka dibelakang f/, bukaan diafragma lensa akan semakin besar. Begitupun sebaliknya, semakin besar angka dibelakang f/ maka bukaan diafragma lensa akan semakin kecil. Kalau masih bingung, silakan perhatikan lagi gambar ilustrasi lensa yang sudah disertakan di atas.
Aperture adalah bukaan lubang diafragma pada lensa kamera. Seperti yang kita tau, untuk bisa menghasilkan sebuah foto, kamera akan bekerja dengan menangkap cahaya. Ketika kita membidik dan mengambil sebuah foto menggunakan kamera, cahaya akan masuk melalui lensa kamera. Kemudian, cahaya tersebut akan diteruskan menuju sensor kamera. Dan sensor inilah yang kemudian bertugas menangkap cahaya, dan diterjemahkan menjadi sinyal tegangan, untuk kemudian diolah agar bisa menjadi sebuah gambar digital berupa foto.
Biasanya, nilai aperture akan ditandai dengan huruf “f/angka”. Misalnya, f/22, f/11, hingga f/1.8 dan seterusnya. Jadi, huruf f pada kamera yang kemudian diikuti dengan angka di belakangnya, adalah untuk menunjukkan nilai aperture pada lensa kamera. Nah sekarang yang jadi pertanyaan lanjutan adalah, apa arti huruf f/ beserta angka dibelakangnya itu?
Arti Huruf f Pada Kamera
Angka dibelakang huruf f/ tersebut adalah nilai dari bukaan diafragma pada lensa. Yang mana semakin besar angka dibelakang f/ maka bukaan diafragma lensa akan semakin kecil. Dan begitupula sebaliknya. Masih bingung? Oke, mari kita bahas lebih lanjut.
Menurut Wikipedia, besaran bukaan diafragma atau aperture merupakan hasil pembagian dari panjang fokus lensa atau disebut juga sebagai focal length dengan nilai aperture itu sendiri. Misalnya jika focal length pada lensa adalah 100mm dan nilai aperture adalah f/4, maka itu artinya aperture akan terbuka dengan diameter 25mm. Angka 25mm itu didapat dari angka 100mm dibagi 4 (100 : 4 = 25).
Maka semakin kecil angka dibelakang f/, bukaan diafragma lensa akan semakin besar. Begitupun sebaliknya, semakin besar angka dibelakang f/ maka bukaan diafragma lensa akan semakin kecil. Kalau masih bingung, silakan perhatikan lagi gambar ilustrasi lensa yang sudah disertakan di atas.
Fungsi Aperture & Efeknya Dalam Fotografi
Seperti yang kita ketahui bersama, tidak semua lensa akan memiliki bukaan diafragma yang sama. Misalnya, sebuah lensa bisa memiliki aperture maksimal sebesar f/1.8. Namun pada lensa yang lain, bisa saja memiliki aperture maksimal hanya sebesar f/3.5. Hal itu karena adanya variasi focal length yang berbeda-beda dari setiap lensa. Sehingga, batasan dari aperture dari tiap lensa pun akan berbeda juga.
Nah sekarang, kita akan masuk ke pembahasan tentang apa fungsi dari aperture kamera? Serta apa pengaruhnya pada hasil foto jika kita mengubah nilai aperture tersebut? Silakan perhatikan gambar ilustrasi dibawah ini.
Contoh gambar diatas adalah ilustrasi foto yang diambil dengan settingan aperture yang berebeda-beda. Gambar yang diambil dengan aperture kecil, akan terlihat lebih gelap jika dibandingkan dengan gambar yang diambil dengan aperture besar. Dengan catatan, settingan ISO dan shutter speed tidak diubah sama sekali. Mengapa bisa demikian?
Secara teori, bukaan diafragma lensa yang lebih besar akan memungkinkan lensa untuk membiarkan lebih banyak cahaya untuk masuk. Dan oleh karena sensor kamera menerima lebih banyak cahaya, maka foto yang dihasilkan pun akan menjadi lebih terang. Sekali lagi, dengan catatan settingan ISO dan shutter speed tidak diubah sama sekali. Di bawah ini adalah contoh settingan kamera saat mengambil foto di dalam ruangan, dan apa yang terjadi pada foto jika kita mengubah nilai aperture.
- f/22 + ISO 100 + Shutter speed 1/2 detik = Foto terlihat gelap
- f/11 + ISO 100 + Shutter speed 1/2 detik = Foto terlihat lebih terang
- f/2.0 + ISO 100 + Shutter speed 1/2 detik = Foto terlihat paling terang
Dengan kata lain, aperture yang lebih besar bukan berarti akan menghasilkan gambar yang lebih baik. Semua akan tergantung pada keadaan pencahayaan pada saat mengambil foto. Karena yang paling penting dalam fotografi adalah tentang bagaimana kita bisa mengambil foto dengan hasil kecerahan yang pas. Tidak terlalu gelap, dan tidak terlalu terang.
Gambar diatas adalah contoh perbedaan efek visual jika kita mengubah nilai aperture lensa kamera. Semakin besar aperture yang kita gunakan, maka gambar akan memiliki efek DOF (Depth of Field) yang lebih pekat. Sehingga, gambar akan telihat lebih berfokus pada objek yang kita bidik, sementara objek lain yang berada di depan atau belakangnya akan terlihat lebih blur. Sebaliknya, jika kita menggunakan setting nilai aperture yang kecil, maka fokus gambar akan lebih merata.
Biasanya, fotografer akan menggunakan bukaan diafragma lensa yang lebih besar, ketika ingin memotret objek jarak dekat atau ingin memberikan efek blur pada objek lain yang tidak di fokuskan. Dengan tujuan, agar foto terlihat lebih dramatis. Atau untuk memperkuat kesan bahwa objek yang difokuskan itulah yang menjadi sorotan utama alias objek paling penting dalam frame foto yang ditangkap.
Lalu, aperture yang lebih kecil biasa digunakan untuk memotret pemandangan atau panorama. Sehingga, fokus atau ketajaman gambar akan nampak lebih merata. Dengan demikian, seluruh objek yang ada di dalam frame, akan bisa terlihat dengan jelas. Keindahan panorama pun bisa tertangkap dengan sempurna. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa kita tidak perlu selalu memaksakan untuk menggunakan aperture besar setiap kali akan memotret. Sesuaikanlah dengan keadaan pencahayaan dan juga konsep foto yang akan diambil.
Namun untuk kamera yang terdapat pada smartphone, biasanya kita tidak bisa mengubah nilai aperture lensa pada kameranya. Penyebab utamanya adalah karena ukuran lensa dan kameranya yang terlalu kecil. Sehingga sulit untuk mengontrol besar kecilnya bukaan diafragma lensa. Aperture lensa pada kamera smartphone sendiri biasanya berkisar antara f/2.6 hingga f/1.8.
ISO Pada kamera
Apa Itu ISO?
ISO adalah istilah dalam fotografi yang digunakan untuk mengukur tingkat sensitifitas sensor terhadap cahaya. Seperti yang kita tau, biasanya akan terdapat angka di belakang tulisan ISO misalnya ISO 100, ISO 400, ISO 800, dan seterusnya.
Nah angka itu merupakan tingkatan-tingkatan sensitifitas yang bisa kita setting pada sensor kamera. Semakin tinggi ISO yang digunakan, maka sensor akan semakin sensitif terhadap cahaya. Sehingga kamera akan mampu menangkap gambar dengan lebih cerah.
Gambar diatas merupakan contoh ilustrasi ketika kita menggunakan variasi ISO yang berbeda, dengan setingan aperture dan shuter speed yang sama. Gambar tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai ISO yang digunakan maka gambar akan nampak semakin terang. Namun ketika kita menggunakan ISO yang besar, maka biasanya akan timbul efek samping berupa munculnya noise, seperti yang nampak pada gambar diatas.
Ya, settingan ISO yang besar memang akan dapat menghasilkan gambar yang lebih terang, namun semakin besar nilai ISO yang digunakan untuk mengambil foto, maka akan semakin banyak pula noise yang muncul. Sehingga, hal ini akan hasil foto akan nampak kurang baik dan terlihat kurang tajam. Berikut adalah contoh ilustrasi perbandingan bagaimana foto akan terlihat, jika menggunakan settingan ISO yang berbeda.
Seperti yang bisa kita lihat, semakin kecil nilai ISO, maka gambar akan terlihat semakin jernih. Hal lain yang juga akan berpengaruh pada saat kita menaikkan atau menurunkan ISO kamera adalah soal warna. Semakin kecil ISO yang kita gunakan, maka gambar yang dihasilkan akan semakin jernih dan juga warnanya lebih terlihat jelas. Sebaliknya, ISO yang besar akan membuat warna foto menjadi lebih pudar.
Foto diatas diambil dengan hp ASUS Zenfone 2, pada saat blog ini masih bernama Dunia Gadget 558. Perlu diketahui bahwa pada kamera-kamera canggih, biasanya gambar yang dihasilkan akan tetap baik, dalam arti minim noise meski kita mengambil foto dengan settingan ISO yang cukup tinggi. Sebagian besar kamera hp bahkan sudah dilengkapi dengan fitur noise reduction untuk meminimalisir munculnya noise pada saat menggunakan settingan ISO tinggi.
Gambar diatas merupakan contoh ilustrasi ketika kita menggunakan variasi ISO yang berbeda, dengan setingan aperture dan shuter speed yang sama. Gambar tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai ISO yang digunakan maka gambar akan nampak semakin terang. Namun ketika kita menggunakan ISO yang besar, maka biasanya akan timbul efek samping berupa munculnya noise, seperti yang nampak pada gambar diatas.
Ya, settingan ISO yang besar memang akan dapat menghasilkan gambar yang lebih terang, namun semakin besar nilai ISO yang digunakan untuk mengambil foto, maka akan semakin banyak pula noise yang muncul. Sehingga, hal ini akan hasil foto akan nampak kurang baik dan terlihat kurang tajam. Berikut adalah contoh ilustrasi perbandingan bagaimana foto akan terlihat, jika menggunakan settingan ISO yang berbeda.
Seperti yang bisa kita lihat, semakin kecil nilai ISO, maka gambar akan terlihat semakin jernih. Hal lain yang juga akan berpengaruh pada saat kita menaikkan atau menurunkan ISO kamera adalah soal warna. Semakin kecil ISO yang kita gunakan, maka gambar yang dihasilkan akan semakin jernih dan juga warnanya lebih terlihat jelas. Sebaliknya, ISO yang besar akan membuat warna foto menjadi lebih pudar.
Foto diatas diambil dengan hp ASUS Zenfone 2, pada saat blog ini masih bernama Dunia Gadget 558. Perlu diketahui bahwa pada kamera-kamera canggih, biasanya gambar yang dihasilkan akan tetap baik, dalam arti minim noise meski kita mengambil foto dengan settingan ISO yang cukup tinggi. Sebagian besar kamera hp bahkan sudah dilengkapi dengan fitur noise reduction untuk meminimalisir munculnya noise pada saat menggunakan settingan ISO tinggi.
ISO di dalam dunia fotografi didefenisikan sebagai tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya, semakin tinggi nilai ISO pada setingan kamera maka semakin tinggi pula tingkat sensitivitas kamera dalam menangkap cahaya yang masuk. Tingkatan tersebut ditandai dengan angka seperti 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400 dst.
Kebanyakan fotografer menyarankan untuk menggunakan setting ISO serendah mungkin ketika mengambil foto agar dapat menghasilkan warna yang baik, serta detail yang lebih tajam. Namun di sisi lain, disarankan pula untuk tidak terlalu memaksakan untuk tidak menggunakan settingan ISO kamera yang tinggi.
Karena jika keadaannya tidak memungkinkan, bisa-bisa hasil fotonya malah kacau akibat terlalu memaksakan setting ISO yang rendah. Maka dari itu, lebih baik mengambil foto yang jelas walaupun punya warna yang kurang bagus, daripada foto yang punya warna bagus tapi hasilnya malah blur dan tidak jelas. Karena bagaimanapun, memotret adalah tentang bagaimana kita mengabadikan momen.
Saat ingin menggunakan mode pengaturan manual, beberapa keadaan yang mengharuskan kita untuk menaikkan ISO kamera adalah pada saat kita harus mengambil momen yang berlaku cepat, dalam keadaan minim cahaya.
Misalnya, saat malam hari, kita ingin mengambil foto candid dari seorang pedagang asongan yang sedang berjalan. Di saat seperti inilah kita bisa memilih untuk menaikkan ISO, agar kita bisa menangkap momen tersebut dengan hasil yang terang. Silakan baca tentang cara mwnggunakan mode manuak pada kamera agar kamu bisa lebih mengerti maksudnya.
Saat ingin menggunakan mode pengaturan manual, beberapa keadaan yang mengharuskan kita untuk menaikkan ISO kamera adalah pada saat kita harus mengambil momen yang berlaku cepat, dalam keadaan minim cahaya.
Misalnya, saat malam hari, kita ingin mengambil foto candid dari seorang pedagang asongan yang sedang berjalan. Di saat seperti inilah kita bisa memilih untuk menaikkan ISO, agar kita bisa menangkap momen tersebut dengan hasil yang terang. Silakan baca tentang cara mwnggunakan mode manuak pada kamera agar kamu bisa lebih mengerti maksudnya.
Oke, saya rasa cukup untuk penjelasannya. Semoga saja setelah mengetahui efek dan fungsi aperture ISO pada kamera, kamu jadi bisa lebih kreatif lagi dalam menghasilkan foto dari kamera milikmu. baca selengkapnya di: Semoga bermanfaat babaiiii!
Comments
Post a Comment